PARI yang didirikan oleh almarhum Subakat, Jamaludin Tamim dan Tan Malaka di Bangkok pada bulan Juni 1927, dalam keadaan dan penderitaan yang bagaimanapun juga, tidak menghentikan usaha untuk melaksanakan hasrat selama 18 tahun itu, perlu kini kita memperbaharui hasratnya itu. Suasana dan keadaan dunia akan berhubungan dengan perubahan itulah namanya PARI, sekarang yang mengandung arti yang lebih luas dan lebih dalam.
PARI yang asli adalah kependekan dari Partai Republik Indonesia, PARI sebagai nama akan terus dipakai, kalau Cuma untuk menghormati almarhum Subakat yang memilih nama itu, dan meninggal dalam Bui Belanda karena mempertahankan PARI. Lagipula PARI sudah cukup dikenal sebagai Partai Bawah Tanah ( Illegal ) di jaman Belanda, yang mana tidak sedikit pemimpinnya yang dibuang ke Digul atau dipenjara didalam atau diluar negara.
Akhirnya, tetapi tidak kurang pentingnya nama itu sesuai dengan suasana dan keadaan baru. Berhubung dengan ini, maka PARI mengandung arti yang lebih dalam, ialah PROLETARIS ASLIA REPUBLIK INTERNASIONAL.
Jadi wataknya PARI tetap Proletaris seperti sediakala dan daerahnya tetap pula Internasional seperti dahulu, tetapi daerahnya sudah bertambah luas, daerahnya sekarang adalah daerah yang cocok dengan penyelidikan para ahli yang bersandarkan atas Ilmu Bumi dan Ilmu Bangsa ( Ethnology, Science of ……….), serta akhirnya cocok pula dengan kepentingan Perekonomian.
ASLIA ialah perkataan buatan kita sendiri sebagai gabungan dari suku kata perkataan ASIA dan AUSTRALIA. Yang digabungkan ialah permulaan kata ASIA dan suku akhirnya AUSTRALIA.
Syahdan ASLIA itu meliputi daerah Birma, Thai, Annam, Philipina, Semenanjung Malaya, seterusnya Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Sunda kecil dan akhirnya Australia Panas. Bagian Australia yang kita maksudkan itu luasnya kira-kira 1/3 dari keseluruhan wilayah Australia.
Adapun Australia putih itu sekarang diduduki oleh bangsa Eropa yang adalah keturunan orang-orang hukuman yang dipindahkan oleh kerajaan Inggris diwaktu lampau. Bangsa Pindahan ini seperti juga di Amerika membinasakan, lebih kurang memusnahkan bangsa Australia Asli dan peperangan lahir dan batin yang tiada henti-hentinya, diseluruh Australia Putih yang luasnya lebih kurang 1/3 pula dari seluruh dataran Australia yang luasnya 3 juta miles persegi itu. Dijaman gelap gulita ( Primitive ), lama sebelum sejarah tertulis dimulai, maka menurut penyelidikan Ilmu Pasti Asia, Indonesia dan Australia memang bersatu. Begitu-lah pula daerahnya bangsa Australia Asli, yang beberapa puluh ribu itu masih mengembara disana-sini, banyak masih mengalir kedalam badan Indonesia kita. Di Australia Panas, bangsa kulit putih tidak dapat tidak bisa hidup berkembang turun-menurun. Tetapi di Australia Sejuk bagian selatan, mereka bisa berkembang turun-menurun, selain itu persamaan antara Indonesia dengan Australia seperti yang sudah disebut diatas, maka ada lagi persamaan penting, persamaan penting ini meliputi pula Birma, Thai, Annam, Semenanjung Malaka, Kalimantan Utara serta akhirnya Philipina.
Seluruh ASLIA amat rapat dipengaruhi oleh iklim yang sama ialah panas dan dikendalikan oleh gerakan angin yang tetap teratur tiap-tiap tahun adalah angin moeson yang termahsyur itu, dipengaruhi musim yang berkuasa diseluruh ASLIA yang hawanya terus panas itu., dari tahun-ketahun dan dari abad-keabad, maka bangsa Indonesia sebagai paduan dari beberapa bangsa di ASLIA itu dalam hakekatnya beralat-perkakas, berekonomi, bersosial, berpolitik dan berjiwa ( paham keamanan dan perasaan ) dan berhasrat ataupun berimpian yang tidak berbeda satu sama lainnya. Pendek kata seluruh ASLIA kini dalam segala cara penghidupan berada dalam keadaan yang ber-samaan dan suasana serta keadaan dunia setelah perang dunia II ini membutuhkan pergabungan dan kerjasama. ( Bacalah nanti buku “ASLIA BERGABUNG” oleh Tan Malaka ).
0 komentar: