Pendukung Prabowo tolak hasil pilpres. ©2014 Merdeka.com/Andriansyah |
Alasan massa pendukung capres nomor urut satu itu meminta jabatan SBY diperpanjang karena tidak mempercayai hasil Pilpres 9 Juli lalu, yang memenangkan pasangan nomor urut dua, Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK).
"Pemilu yang diselenggarakan KPU kemarin, cacat. Masih banyak kecurangan-kecurangan terjadi secara terstruktur dan massif. Kecurangan-kecurangan itu, dikendalikan salah satu tim sukses pasangan calon dan penyelenggara pemilu," kata Korlap Aksi, Roni Rodikan dalam orasinya di depan Kantor KPU Jawa Timur, Jalan Trenggilis, Surabaya.
Menurut para demonstran ini, pemilu yang digelar KPU pada 9 Juli lalu itu, tampak bagus dari luar seperti kemasan parcel lebaran. "Namun isinya rusak dan busuk," ujarnya menilai pesta demokrasi lima tahunan itu.
Dan karena dalih itulah, massa pendukung Prabowo - Hatta di Jawa Timur ini, meminta Mahkamah Konstitusi (MK), yang hari ini tengah menggelar sidang ketiga sengketa Pilpres, mendiskualifikasi pasangan Jokowi - JK.
"Tak hanya itu, KPU juga harus menggelar Pemilu ulang di seluruh daerah tanpa ada pemilih 'siluman.' Karena itu, pemerintahan SBY - Boediono harus diperpanjang sampai pemilu ulang selesai dan terpilih lagi presiden baru, yang sesuai dengan pilihan rakyat," ujarnya.
Puas berorasi di depan Kantor KPU Jawa Timur, aksi yang dikawal ketat oleh kepolisian di sekitar Kantor KPU Jawa Timur itu pun membubarkan diri, meski demonstrasi yang digelarnya hanya berjalan sekitar 30 menit.
Sementara pihak kepolisian yang menyiagakan ratusan personel, termasuk polisi berpakaian preman serta tiga unit kendaraan water canon itu, juga ditarik kembali usai massa membubarkan diri.
0 komentar: