Senin, 16 Januari 2017

CARA BERJUANG

Unknown   at  05.31  No comments

Cara berjuang untuk mencapai kemerdekaan nasional itu ditentukan oleh susunan Sosial dan Politik ( Social Political Structure ). Dimana susunan itu mempunyai rasa saling tolong menolong karena ada persamaan kepentingan diantara banyak bangsa terjajah dan bangsa yang menjajah, jadinya ada perhubungan yang menguntungkan kedua belah pihak maka cara merebut kamerdekaan itu dilakukan dengan jalan damai, atau jalan PARLEMENTER. Si Penjajah selangkah demi langkah dengan Ikhlas atau Terpaksa bisa menambah kekuatan si Terjajah dengan mengadakan ½ Parlemen, 2/3 Parlemen , ¾ Parlemen………….999/100 Parlemen………. Dan seterusnya ad infinitum……..tidak henti-hentinya, karena terikat oleh persamaan keperluan pula diantara Modal Penjajah dengan Modal Borjuis terjajah   ( Hindustan dan Philipina ). Tetapi kalau bangsa penjajah dengan bangsa terjajah itu kepentingannya sama sekali atau hampir sama sekali bertentangan, maka jalan Parlementer tidak dapat dilaksanakan. 

Dalam hal seperti ini maka Perjuangan Kemerdekaan itu akan berlaku Revolusioner. Di Indonesia Sempit kita ini pertentangan antara si Penjajah dengan si Terjajah itu sangat menyolok. Si Penjajah adalah Bangsa Kulit Putih yang ber-Modal besar, sedang diterjajah itu adalah Bangsa Kulit Berwarna yang tidak ber-Modal berupa uang dan mesin. Hisapan dan Tindasan Kapitalisme diperhebat pula oleh perbedaan Kebangsaan, Tabiat, Bahasa dan Adat-Istiadat. Dalam hal ini Parlementarisme tidak bisa jalan dan mustahil sekali Si Kapitalis Putih akan mempercayakan urusan negara kepada wakilnya Si Buruh Kulit Berwarna. 

Si Kapitalis Putih akan terus tetap berusaha memegang suara lebih ( Mayority ) dalam tiap-tiap badan pemerintahan. Jangan sampai terjadi Si Terjajah memperoleh suara lebih dalam Badan Perwakilan Pusat, sehingga wakil Si Terjajah berwarna bisa membuat undang-undang yang merugikan Si Penjajah Kulit Putih. Penjajah Belanda lebih susah mendapatkan wakil didalam Volksraad yang membela kepentingan Modal Jajahan dari pada mendapatkan wakil yang mementingkan kepentingan rakyat Indonesia. Sampai terbenamnya Volksraad, kekuasaaanya Cuma memberi nasehat belaka dan jumlah anggotanya boleh disebut Nasionalis belum lagi sampai 20 % dari jumlah seluruhnya.

Di Indonesia kemerdekaan nasional itu harus direbut oleh seluruh Rakyat dengan gerakan Murba teratur (Organized Mass Action) . Dalam Perjuangan itu Para Pekerja perusahaan besarlah yang seharusnya menduduki barisan terdepan. Mereka-lah yang sewaktu-waktu dengan jalan pemogokan bisa memberi Pukulan yang sehebat-hebatnya tehadap Modal Asing. Kalau pemogokan yang kuat dan teratur itu didukung dengan keras pula dengan pemogokan membayar Belasting (pajak) dari pihak Tani, dan Penduduk Kota memperkeras pula dengan melakukan Demonstrasi teratur yang mengemukakan tuntutan yang langsung terasa oleh umum, maka Imperialisme Belanda yang terdiri dari Kepintaran BB Ambtenaar Indonesia, Polisi, Lasykar yang sebagian besar orang Indonesia pula, tidak akan bertahan lama. 

Kodrat Pelopor Indonesia dalam merebut Kemerdekaan dan Pembangunan negara adalah Para Pekerja perusahaan penting, sebab merekalah yang belajar  dalam hal Tehnik, Administrasi, dan Organisasi secara Barat. Pada satu pihak mereka pula-lah yang di Hisap dan di Tindas serta sudah dibangun kedisiplinan oleh para Pemodal sendiri, serta lebih gampang disusun, didisiplinkan dan dikerahkan untuk merebut kemerdekaan nasional dan social daripada tani dan pedagang yang biasa hidup atas dasar perseorangan dan terpisah-pisah.

About the Author

Write admin description here..

0 komentar:

© 2013 JABAR NEWS. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.